Black Friday selalu jadi momen yang ditunggu banyak bisnis. Permintaan meningkat, pembeli datang lebih banyak, dan peluang untuk menaikkan penjualan terbuka lebar. Tidak heran banyak brand berlomba memberikan diskon besar-besaran.
Namun, di balik semangat mengejar volume, banyak bisnis justru terjebak banting harga terlalu dalam hingga akhirnya merugikan diri sendiri. Penjualan ramai, tetapi margin menipis atau bahkan habis sama sekali. Padahal tujuan utama dari promo seperti Black Friday bukan hanya membuat transaksi meledak, tetapi memastikan bisnis tetap mendapatkan keuntungan yang sehat.
Karena itu, penting untuk memikirkan strategi yang tepat. Bagaimana caranya bisa jual lebih murah, menarik banyak pembeli, tapi tetap menjaga profit?
Tantangan Black Friday yang Sering Bikin Bisnis Rugi

Black Friday sendiri biasanya jatuh pada hari Jumat setelah Thanksgiving di Amerika Serikat, yaitu pada akhir pekan keempat bulan November. Meskipun asalnya dari luar negeri, tren promo besar-besaran ini sekarang sudah diadopsi banyak brand dan marketplace di Indonesia.
Black Friday memang membawa peluang besar, tapi tanpa strategi yang tepat, banyak bisnis justru mengalami kebocoran margin dan kerugian operasional. Di tengah euforia penjualan, ada sejumlah risiko yang sering tidak disadari—mulai dari diskon yang salah perhitungan hingga masalah pada tanggal produk yang bisa berujung pada retur massal.
Beberapa tantangan yang paling sering terjadi adalah:
Diskon terlalu dalam tanpa hitung margin
Penjualan ramai, tapi keuntungan tipis atau bahkan minus.Pengeluaran iklan naik, tapi profit turun
Budget pemasaran meningkat saat Black Friday, namun tidak semua kampanye menghasilkan keuntungan yang setimpal.Menumpuk stok berlebihan
Banyak bisnis membeli barang dalam jumlah besar, tetapi tidak semua terjual. Stok menjadi pasif, menghabiskan ruang gudang, dan berisiko mendekati expired.Produk mendekati kedaluwarsa tidak tersaring
Tanpa sistem pengecekan tanggal yang jelas, barang hampir expired bisa ikut terjual atau malah terbuang.Kesalahan tanggal produk saat produksi massal
Produksi cepat membuat operator rentan salah input tanggal, hasil cetakan buram, atau kode tidak terbaca.Risiko retur dari distributor/retailer
Tanggal yang salah atau tidak terbaca adalah alasan klasik penolakan barang oleh retailer besar.
Semua tantangan ini menunjukkan bahwa Black Friday bukan hanya soal memberikan diskon, tetapi juga memastikan sistem produksi, stok, dan tanggal produk berjalan dengan rapi dan presisi.
Baca juga: 5 Cara Efektif Menangani Produk Retur F&B
Tips Utama agar Black Friday Tetap Untung

Black Friday memang saat terbaik untuk meningkatkan penjualan, tetapi tanpa perhitungan yang benar, bisnis bisa kehilangan margin. Berikut sejumlah tips praktis agar promo tetap menarik pembeli tanpa membuat bisnis rugi.
1. Tetapkan Diskon Berdasarkan Data, Bukan Emosi
Saat melihat kompetitor banting harga, banyak bisnis ikut menurunkan harga tanpa perhitungan. Padahal, diskon harus ditentukan berdasarkan data:
Hitung HPP, margin aman, dan proyeksi profit.
Buat kategori diskon sesuai produk:
Ringan: 5–10%
Sedang: 15–25%
Agresif: 30–50% (hanya untuk produk tertentu yang memang aman untuk didorong)
Dengan cara ini, bisnis tetap bisa menarik pembeli tanpa mengorbankan keuntungan.
2. Prioritaskan Produk dengan Perputaran Cepat
Tidak semua produk cocok untuk didiskon besar. Untuk menjaga cashflow tetap sehat:
Hindari memberikan diskon besar pada slow-moving item.
Fokuskan promo pada produk yang sudah terbukti paling laris.
Strategi ini membantu stok cepat berputar tanpa membuat gudang penuh barang yang sulit dijual.
3. Gunakan Strategi Bundling, Bukan Banting Harga
Jika tidak ingin merusak margin, bundling adalah strategi paling aman:
Beli 2 lebih hemat
Paket mix dari beberapa SKU
Paket reseller untuk pembelian volume
Bundling memberikan tampilan “hemat” bagi pembeli, tetapi margin bisnis tetap terjaga.
4. Kendalikan Stok Agar Tidak Menimbun Kerugian
Diskon besar sering membuat bisnis membeli stok berlebih. Padahal:
Overstock berisiko membuat produk mendekati expired jika tidak terjual cepat.
Gunakan data penjualan 3 bulan terakhir untuk menentukan kebutuhan stok yang realistis.
Lakukan pengecekan berkala agar barang mendekati kedaluwarsa bisa diprioritaskan dalam promo.
Stok yang tepat = cashflow aman = profit tetap sehat.
5. Pastikan Tanggal Produk Aman dan Jelas (Soft Selling)
Saat Black Friday, produksi biasanya meningkat tajam. Di fase inilah banyak masalah terjadi:
Tanggal tercetak buram atau tidak kontras
Format salah karena operator terburu-buru
Tinta tidak cocok dengan material kemasan baru
Kode produksi tidak terbaca retailer
Kesalahan kecil pada tanggal bisa berdampak besar:
Produk ditolak distributor
Risiko retur massal
Audit traceability gagal
Reputasi brand menurun
Untuk menghindari hal ini, penandaan tanggal harus presisi, konsisten, dan jelas terbaca.
Banyak pabrik dan UMKM menggunakan teknologi coding yang stabil, seperti CIJ, TIJ, atau Laser dari Gressler agar tanggal produksi dan expired date tetap akurat meski produksi sedang sibuk.
Dengan tanggal yang jelas, risiko retur menurun, proses distribusi lebih lancar, dan brand tetap dipercaya konsumen.
Baca juga: 9 Contoh Tanggal dan Kode Produksi
Maksimalkan Keuntungan dengan Sistem Pemantauan Tanggal Stok

Saat Black Friday, bisnis biasanya mengeluarkan stok dalam jumlah besar. Namun tanpa pemantauan tanggal yang rapi, promo yang seharusnya memberi keuntungan justru bisa berubah menjadi kerugian. Karena itu, pengawasan umur simpan menjadi langkah penting agar stok bergerak tepat waktu dan tidak terbuang setelah periode promo berakhir.
Salah satu cara paling efektif adalah memisahkan item yang mendekati expired. Produk-produk inilah yang sebaiknya diberi promo lebih dulu. Dengan strategi ini, stok yang berpotensi menjadi waste bisa berubah menjadi penjualan yang masih menghasilkan profit.
Agar prosesnya lebih mudah, penandaan tanggal harus benar-benar jelas. Anda bisa menggunakan:
Label kertas
Stiker tanggal
Mesin Coding dari Gressler untuk mencetak tanggal pembelian, tanggal produksi, atau tanggal kedaluwarsa dengan hasil yang rapi dan mudah dibaca
Dengan penandaan yang konsisten, tim gudang, produksi, maupun QA dapat memantau umur simpan produk secara akurat. Setelah Black Friday selesai, tidak ada stok yang tiba-tiba kedaluwarsa tanpa terpantau.
Strategi ini membantu memastikan diskon diberikan pada waktu yang tepat dan tidak berubah menjadi kerugian, sekaligus menjaga kualitas produk tetap aman dan sesuai standar.
Pastikan Produksi Tidak Down saat Puncak Black Friday
Di puncak Black Friday, kecepatan produksi biasanya meningkat drastis. Line berjalan lebih cepat, permintaan tinggi, dan tekanan terhadap tim produksi pun bertambah. Karena itu, memastikan mesin coding & marking dalam kondisi siap pakai adalah langkah penting agar produksi tidak berhenti mendadak.
Sebelum memasuki high season, lakukan beberapa persiapan berikut:
Cek kondisi mesin coding & marking
Pastikan semua printer, baik CIJ, TIJ, TTO, DOD, maupun Laser bersih, stabil, dan tidak menunjukkan gejala error. Pemeriksaan awal membantu mendeteksi masalah sebelum mengganggu produksi.Siapkan tinta, ribbon, dan consumables lain
Volume produksi yang tinggi berarti kebutuhan tinta juga meningkat. Menyimpan stok tinta, ribbon, makeup, atau cartridge cadangan membantu menghindari downtime akibat consumables habis di tengah proses.Lakukan test print sebelum line start
Uji kualitas cetak untuk memastikan tanggal jelas, tidak buram, dan posisi sudah tepat. Test print sederhana di awal shift sering kali mencegah kesalahan besar di tengah produksi.Training operator agar tidak salah input tanggal
Di masa sibuk, human error meningkat. Training singkat mampu mengurangi risiko salah format, salah tanggal, atau salah pengaturan batch.
Ketika semua persiapan ini dilakukan, dampak positifnya langsung terasa:
Minim downtime – produksi berjalan lancar tanpa jeda yang tidak perlu.
Minim error – tanggal lebih konsisten, jelas, dan akurat.
Minim produk gagal – tidak perlu rework atau retur karena salah cetak.
Dengan persiapan yang matang, tim produksi dapat menghadapi puncak Black Friday dengan lebih percaya diri dan efisien.
Kesimpulan
Black Friday memang memberikan peluang besar untuk meningkatkan penjualan, tetapi peluang ini hanya akan menghasilkan keuntungan jika dikelola dengan strategi yang tepat. Banyak bisnis terjebak dalam perang diskon tanpa perhitungan margin, stok yang menumpuk, hingga kesalahan penandaan tanggal yang membuat produk ditolak atau harus dirework.
Kunci agar tetap untung bukan sekadar memberi harga murah, tetapi mengatur promo dengan data, mengelola stok secara cerdas, dan memastikan sistem produksi berjalan rapi tanpa error. Mulai dari penerapan diskon yang terukur, memilih produk yang cepat terjual, memanfaatkan bundling, hingga menjaga stok tetap aman dari risiko expired.




